SIFAT-SIFAT KHAWARIJ

SIFAT-SIFAT KHAWARIJ

Oleh

Muhammad Abdul Hakim Hamid

Download PDF

Kata Pengantar.

Pada kesempatan kali ini kami angkat masalah Sifat-sifat Khawarij, yang dinukil dari kitab Zhahirah al-Ghuluw fi ad-Dien fi al-‘Ashri al-Hadits, hal 99-104, oleh Muhammad Abdul Hakim Hamid cet. I, th. 1991, Daarul Manar al-Haditsah, dterjemahkan Aboe Hawari, dan dimuat di Majalah As-Sunnah edisi 14/II/1416-1995.

Muqaddimah

Khawarij mempunyai ciri-ciri dan sifat-sifat yang menonjol. Sebaik-baik orang yang meluruskan sifat-sifat ini adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengabarkan sifat-sifat kaum ini dalam hadits-haditsnya yang mulia.

Disini akan dipaparkan penjelasan sifat-sifat tersebut dengan sedikit keterangan, hal itu mengingat terdapat beberapa perkara penting, antara lain :

Baca entry selanjutnya

  • Dengan mengetahui sifat-sifat ini akan terbukalah bagi kita ciri-ciri ghuluw (berlebih-lebihan) dan pelampauan batas mereka, dan tampaklah di mata kita sebab-sebab serta alasan-alasan pendorong yang menimbulkan hal itu. Dalam hal yang demikian itu akan menampakkan faedah yang tak terkira.
  • Keberadaan mereka akan tetap ada hingga di akhir zaman, seperti dikabarkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam satu riwayat. Oleh karenanya mengetahui sifat-sifat mereka adalah merupakan suatu perkara yang penting.
  • Dengan mengetahui sifat mereka dan mengenali keadaannya akan menjaga diri dari terjatuh ke dalamnya. Mengingat barang siapa yang tidak mengetahui keburukan mereka, akan terperangkap di dalamnya. Dengan mengetahui sifat mereka, akan menjadikan kita waspada terhadap orang-orang yang mempunyai sifat-sifat tersebut, sehingga kita dapat mengobati orang yang tertimpa dengannya.

Berkenan dengan hal ini akan kami paparkan sifat-sifat tersebut berdasarkan hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mulia.

Baca Selanjutnya

BOROK-BOROK SUFI

BOROK-BOROK SUFI

oleh

Salim Al-Hilali dan Ziyad Ad-Dabij

Download PDF

KATA PENGANTAR

Sebagai kelanjutan dari pembahasan yang lalu [Masalah-22], maka kami angkat pula penjelasan yang lebih rinci dan ilmiah mengenai Tarekat Sufi oleh Salim al-Hilali dan Ziyad ad-Dabij, yang disadur dari kitab karya mereka yaitu ; Al-Islam fi-Dha’u Al-Kitab wa As-Sunnah, cet.II, hal. 81-97. Dan dimuat di majalah As-Sunnah edisi 17/II/1416H-1996M, dengan membawakan judul Borok-Borok Sufi, selamat menyimak.

BOROK-BOROK SUFI

Tasawuf merupakan gerakan berpola pikir filsafat klasik yang mengekor kepada para filosof dan ahli syair Romawi, India dan Persia. Namun, dalam hal ini, kita akan membatasi kajian masalah sufi dengan berkedok Islam. Kedok Islam ini dikenakan sebagai upaya menutupi hakikatnya. Maka barangsiapa yang meneliti dan mengamati gerak-geriknya, niscaya akan berkesimpulan, bahwa sufi bukan Islam. Baik menyangkut aqidah, prilaku dan pendidikan.

MENGENAL BEBERAPA KEYAKINAN SUFI

Sesungguhnya para penguasa sufi telah berusaha memelihara keyakinan-keyakinan tasawuf, yakni, dengan merancukan dan menghapuskan ayat-ayat Al-Kitab Al-Karim. Membolak-balik, serta merubah pemahaman Sunnah An-Nabawiyah yang telah suci. Akan tetapi Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menakdirkan untuk agama ini, orang-orang yang memperbaharui agama-Nya.

Yakni, dengan membersihkan Islam dari bermacam aqidah dan filsafat yang mengalir dalam benak manusia akibat pengaruh pola pikir keberhalaan. Maka, diungkaplah borok-borok mereka, dipilah perkataan mereka serta diterangkan kebohongannya. Metoda merekapun dibuyarkan dengan menelaah kitab-kitab induk sufi. Berikut secara ringkas ditampilkan keyakinan-keyakinan mereka.

Ilmu Laduni.

Istilah ini dikaitkan kepada firman-Nya Subhanahu wa Ta’ala tentang nabi Khidir:

“Wa ‘allamnaahu min Ladunnii ‘ilmaan”

“…Dan Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.”. (Al-Kahfi : 65).

Baca Selanjutnya

KELUHKAN Hanya Kepada-Nya

KELUHKAN
Hanya Kepada-Nya

Download PDF

Setiap manusia pasti mengalami berbagai musibah, kesulitan dan kelelahan. Ini adalah suatu ketetapan Alloh yang tidak bisa diingkari. Alloh Ta’ala berfirman : “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.”(QS.Al Balad:4).

Dalam menghadapi berbagai musibah, manusia memiliki sikap yang bermacam-macam, tergantung pengetahuan mereka dan keimanan mereka kepada Alloh dan terhadap takdir.
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah, dan apabila dia mendapat kebaikan dia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat.” (QS. Al Ma’aarij:19-22)

Melalui ayat diatas bisa kita ketahui bahwa sifat tabiat dasar manusia adalah berkeluh kesah ketika tertimpa musibah-musibah, seperti kemiskinan, sakit, hilangnya sesuatu yang dicintai. Dia tidak bersabar, apalagi ridha terhadap takdir Alloh. Adapun jika mendapat kebaikan, dia sangat kikir, tidak mau menginfakkan apa yang Alloh berikan, serta tidak bersyukur atas nikmat dan kebaikan Alloh padanya. Maka, dia berkeluh kesah ketika kesusahan dan kikir ketika dalam kesenangan. Kecuali orang-orang yang shalat dan memiliki sifat-sifat yang disebutkan dalam lanjutan ayat diatas.

Baca Selanjutnya

NAMA-NAMA SYAR’I AHLUS SUNNAH

NAMA-NAMA SYAR’I AHLUS SUNNAH

Oleh : Syaikh DR. Abdussalam bin Salim as Suhaimi

Download PDF

“Ahli sesuatu” adalah orang yang paling spesial terhadap sesuatu tersebut. Secara bahasa dikatakan, “ahli seseorang” adalah orang yang paling khusus terhadapnya, “ahli rumah” adalah penghuninya, “ahli Islam” adalah pemeluknya, “ahli madzab” adalah penganutnya.

Maka makna Ahlus Sunnah adalah : orang yang paling khusus terhadap Sunnah, dan paling banyak berpegang teguh dengannya, serta mengikutinya, baik dalam ucapan, perbuatan maupun keyakinan. Lafazh ini menjadi satu istilah yang diungkapkan dengan maksud salah satu dari dua makna berikut:

·        Makna yang pertama, makna umum : termasuk didalamnya seluruh orang yang menisbatkan diri kepada Islam selain kaum Syi’ah Rafidhah.

·        Makna yang kedua, makna yang lebih khusus dan lebih sempit dari makna umum, yaitu : Ahlus Sunnah yang murni yang terbebas dari kebid’ahan. Terkecuali darinya setiap pengikut hawa nafsu dan ahli bid’ah seperti khawarij, jahmiyah, murji’ah, syi’ah dan selian mereka dari kalangan ahli bid’ah.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Istilah Ahlus Sunnah digunakan untuk siapa saja yang menetapkan khilafah yang tiga (Abu Bakar, Umar dan Utsman radhiallahu’anhum), maka masuk kedalamnya seluruh kelompok kecuali Syi’ah Rafidhah. Dan terkadang maksudnya ialah ahli hadits dan sunnah yang murni, tidak masuk kedalamnya kecuali orang yang menetapkan sifat bagi Alloh, mengatakan bahwa al-Qur’an itu bukan makhluk, dan menetapkan bahwasanya Alloh akan dilihat di akhirat, serta menetapkan takdir dan yang lainnya dari perkara yang dikenal oleh ahli hadits dan sunnah.”  (Minhaj as Sunnah).

Baca Selanjutnya

Pengajian Umum

 PENGAJIAN UMUM

 

Dengan Tema:

 

KIAT SUKSES MENCARI RIZQY

Sesuai Tuntunan Al Qur’an dan As Sunnah

 

Pembicara:

Al Ustadz Zaenal Abidin, LC

(Dari Jakarta)

 

Waktu:

Ahad, 8 Juni 2008

10.30-13.15 WIB

 

Tempat:

Masjid baitul Hikmah

Ringintirto Bancarkembar

 

 

CP: Abu Mua’adz 02817694767 & Latif 081546966656

 

Penyelenggara:

Yayasan Al Ishlah Purwokerto & Ta’mir Masjid Baitul Hikmah Purwokerto

 

 

Gratis untuk Umum

MENGAPA RASULULLAH TIDAK MEMBUNUH ORANG MUNAFIK

MENGAPA RASULULLAH

TIDAK MEMBUNUH ORANG MUNAFIK

Oleh: Abdurrahman

Segala puji hanya bagi Alloh, shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wassalam, keluarga dan sahabatnya yang setia sampai hari kiamat, amma ba’du.

Definisi Nifaq

Nifaq secara bahasa berasal dari kata ‘nafiqaa’ yaitu salah satu lubang tempat keluarnya yarbu (hewan sejenis tikus) dari sarangnya, di mana jika ia dicari dari lubang yang satu maka akan keluar dari lubang yang lain. Di katakan pula, ia berasal dari kata ‘nafaq’ yaitu lubang tempat bersembunyi. (Lihat, An Nihayah, Ibnu Al Atsir, 5/98)

Nifaq menurut syara’ yaitu menampakkan Islam dan kebaikan tetapi menyembunyikan kekufuran dan kejahatan. Dinamakan demikian karena dia masuk pada syari’at dari satu pintu dan keluar dari pintu yang lain. Karena itu Alloh memperingatkan dengan firman-Nya,

Sesungguhnya orang-orang munafik itu mereka adalah orang-orang yang fasiq” (QS. At Taubah:67)

bacxa entry selanjutnya